Image and video hosting by TinyPic

Warga Lereng Bukit Seraya Kian Resah

PERWATA BATAM

 Selasa, 11 December 2012 00:00
Warga Lereng Bukit Seraya Kian ResahAncaman Lonsor Asher Bistro & Lounge
BATUAMPAR (HK)- Hujan dan angin kencang yang kerap datang secara tiba-tiba belakangan ini semakin membuat warga yang mendiami di lereng bangunan Asher Bistro & Lounge bukit Seraya Atas, Batuampar resah.

Pasalnya, setiap hujan dan angin kencang datang, mereka kembali diingatkan akan kejadian longsor yang pernah menewaskan beberapa korban jiwa di lokasi tersebut beberapa waktu lalu.

Meski protes dari sejumlah pihak, terutama masyarakat sekitar bangunan Asher terus bermunculan, namun pihak managemen tetap melanjutkan pembangunannya, bahkan bangunan ini sudah menjulang tinggi hingga 8 lantai.

"Dari awal kita sudah protes, tapi tetap saja dilanjutkan pembangunannya. Padahal setiap hujan tiba kita semua khawatir," ujar Usman, salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi bangunan Asher, Senin (10/12).

Protes warga atas keberadaan bangunan Asher, lanjut Usman, disampaikan karena mereka menilai posisi bangunan tersebut sangat rawan ambruk karena berada persis di dataran yang miring dan terjal. Sehingga sangat memungkinkan terjadi longsor dan menimpa pemukiman masyarakat yang berada di sekitar bangunan.

Menurutnya, kalau dilihat dari arah jalan raya depan Simpang Rujak, memang tidak ada masalah. Tapi kalau diamati dari arah depan SPBU Pelita, akan banyak masalah karena sangat membahayakan. Apalagi pengalaman pahit beberapa tahun lalu di tempat tersebut pernah terjadi tanah longsor dan menelan korban jiwa.

Sebelumnya Ketua Gapeknas Kepri, Suparman menjelaskan bahwa sifat dari bangunan fisik sangat ditentukan oleh pondasi. Dimana menurutnya, jika pondasi suatu bangunan kuat dan memenuhi standar ketinggian bangunan, maka bangunan tersebut akan kuat dan mampu bertahan.

"Tergantung pondasinya. Tapi jangan salah karena pondasi yang kuat sangat ditentukan oleh struktur tanahnya apakah miring atau datar,"  ujar Suparman ditemui di kantornya beberapa hari lalu.

Jika mau benar-benar aman, lanjut Suparman, ada baiknya pemilik bangunan di lokasi yang terjal atau miring, setidaknya membuat kuntur tanah atau sluping, atau juga dengan menanam rumput pahit yang akarnya dapat mengikat tanah.

Namun menurut Suparman, dengan adanya bangunan tersebut, maka dipastikan kelayakan bangunan sudah terpenuhi. Dimana setiap keluarnya IMB, maka harus terlebih dahulu dibuatkan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal) dan salah satu pointnya, yakni perhitungan struktur tanah.

"Jika IMB sudah ke luar dan bangunan berdiri, keresahan warga bisa diminimalisir dengan pemerintah melalui Distako agar membuat pengumuman bahwa bangunan tersebut aman dari longsor," katanya.

Meski keresahan warga semakin menjadi-jadi setelah sering turunnya hujan, tapi tetap saja hingga kini belum ada langkah pencegahan awal yang dilakukan pemerintah.

Dimana baik Distako maupun Walikota Batam belum mengambil sikap tegas atas bangunan tersebut dengan alasan telah adanya kajian kelayakan. (ays)

Sumber : Haluan Kepri

0 Responses

Posting Komentar

ngukus ngukus ngukus